ICT for Better Future
Computational Thinking Untuk Generasi Emas yang Lebih Produktif
Hello, how are you today? Is it good or bad?....Okay Stop! Malah jadi bikin percakapan, wkwkwkwk. Btw, selamat datang kembali di postingan blog saya yang ke-lima. Sesuai dengan janji saya kemarin, hari ini kita akan membahas tentang yang namanya Computational Thinking atau singkatannya adalah CT. Sebelum kita memulai membahas, saya akan memberikan satu pertanyaan (kepada saya sendiri yang akan saya jawab di akhir pembahasan) yaitu "Apakah Computational Thinking ini worth it untuk masa depan pendidikan di Indonesia?" Yo, langsung saja kita sikat habis-habisan pembahasan hari ini.
Pengertian Computational Thinking
Beberapa dari kalian pasti belum banyak yang tahu tentang hal ini. Jadi setelah saya research-research dan tanya-tanya dengan teman saya si Google (Friend zone T_T), CT atau Computational Thinking adalah sistem pemahaman dan pemecahan masalah dengan cara logis yang dapat dimengerti oleh orang dan komputer. Ini adalah kemampuan untuk mengintegrasikan kreativitas dan wawasan manusia dengan kekuatan komputasi mesin. Walaupun sederhananya CT ini merupakan pemecahan masalah melalui komputer, tetapi sebenarnya CT ini juga dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Cara mengimplementasikan Computational Thinking adalah pahami dulu nih masalahnya, kumpulkan semua data yang ada, lalu mulai cari solusi yang sesuai dengan masalah yang ada. Ada juga beberapa metode Computational Thinking dalam memecahkan masalah, diantaranya:
- Decomposition : Memecah-mecah masalah menjadi lebih kecil dan sampai ke pokok sebuah masalah hingga kita menyelesaikan suatu masalah tersebut dapat menyelesaikannya satu persatu dan mengidentifikasi perbagian darimana masalah itu datang.
- Pattern Recognition : Mencari pola, biasanya didalam sebuah masalah terdapat pola pola tertentu untuk memecahkannya disitu kita dituntut mengetahui sendiri bagaimana pola tersebut.
- Abstraksi : Melakukan generalisasi dan mengidentifikasi prinsip-prinsip umum yang menghasilkan pola, tren dan keteraturan tersebut. Biasanya dengan melihat karakteristik umum dan juga membuat model suatu penyelesaian.
- Algorithm : Mengembangkan petunjuk pemecahan masalah yang sama secara step-by-step, langkah demi langkah, tahapan demi tahapan sehingga orang lain dapat menggunakan langkah/informasi tersebut untuk menyelesaikan permasalahan yang sama.
Jadi, kalau kalian masih gak ngerti sama pengertian dari teman saya, seperti biasa saya akan kasih tau nih pengertian sederhana buatan saya. Yaitu, Computational Thinking itu merupakan kemampuan berpikir untuk memecahkan masalah secara kreatif, terstruktur, dan logis seperti selayaknya sebuah komputer, baik menggunakan komputer itu sendiri ataupun tanpa komputer.
Sejarah Computational Thinking
Pengertiannya sudah, nah sekarang waktunya kita bahas nih "Sejarah Computational Thinking". Seperti siapa yang pertama kali memperkenalkan CT?, lalu negara mana yang pertama kali menerapkan CT pada mata pelajaran?. Yo langsung saja kita bahas...
Istilah Computational Thinking atau CT, pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli matematika dan ilmuwan komputer kelahiran 29 Februari 1928 yang bernama Seymour Papert (gambar diatas) pada tahun 1980 dan 1996. Pada tahun 1980, Papert memperkenalkan Computational Thinking melalui buku tulisannya berjudul “Mindstorms: Children, Computers, and Powerful Ideas”. Dalam buku tersebut, Papert menuliskan kalimat yaitu "how computers may affect the way people think and learn" atau dalam bahasa Indonesianya adalah "Bagaimana komputer dapat mempengaruhi cara orang berpikir dan belajar". Dalam tulisan tersebut, dapat kita ketahui bahwa komputer bisa mempengaruhi cara berpikir kita, yang artinya dengan adanya komputer, kita dapat berpikir dan belajar selayaknya komputer, yang bermaksud kepada Computational Thinking itu sendiri. Belum lagi Papert pernah mengatakan bahwa “My central focus is not on the machine but on the mind…” yang artinya "Pusat fokus saya bukanlah pada mesin melainkan pada pikiran..."
Pada tahun 2014, pemerintah Inggris memasukkan materi pemrograman kedalam kurikulum sekolah dasar atau elementary school (karena dari Inggris, namanya juga harus Inggris eaaa:v) dan sekolah menengah atau middle school. Tujuan dari pemerintah tersebut adalah agar para pelajar di Inggris mulai mengenal tentang Computational Thinking sejak dini. Mereka ingin para pelajar di Inggris sudah bisa bisa menerapkan CT pada kehidupan sehari-hari yang membuat mereka lebih cerdas dan lebih cepat memahami teknologi yang semakin canggih dan berkembang seperti sekarang ini.
Tetapi, pada tahun yang sama suatu lembaga nonprofit dari Amerika yang bernama Code.org menyelenggarakan beberapa acara yang salah satunya adalah Hour of Code. "Hah! Apa itu?" Hour of Code ini adalah sebuah inisiasi pembelajaran komputer dan coding sedunia. Eitts, pasti beberapa dari kalian pasti berpikir kalau belajar online pasti harus bayar dulu. Nah, jangan salah guys walaupun belajar online kita bisa mengikutinya secara FREE alias GRATIS! dan uniknya, walaupun belajar coding yang mungkin kalian berpikirnya bakalan membosankan, pusing, dan ribet. Ternyata, pembelajaran ini dipastikan bakalan menyenangkan, karena Hour of Code ini menghadirkan karakter-karakter yang sudah pasti terkenal, seperti dari Star Wars, Moana, Minecraft, Frozen, dll. Hebatnya lagi, acara ini juga didukung oleh perusahaan-perusahaan besar, seperti Google, Amazon, Apple, Microsoft dan juga orang-orang terkenal, seperti Mark Zuckerberg, Bill Gates, Will.i.am, bahkan Presiden Amerika Serikat ke-44 yang tidak lain dan tidak bukan adalah Barack Obama. Dari hal ini dapat kita ketahui bahwa, Hour of Code merupakan salah satu dampak positif dari Peranan Informatika atau ICT pada pendidikan.
Sekarang, banyak negara di dunia mulai menyelenggarakan acara-acara yang berhubungan dengan ICT dan mengintregasikan Computational Thinking pada mata pembelajaran ICT. Bahkan, sekarang para pelajar di Indonesia sudah dapat merasakan CT ini pada mata pelajaran terbaru, yang sudah pasti adalah Informatika (YEEEEEY :D).
Pada tahun 2014, pemerintah Inggris memasukkan materi pemrograman kedalam kurikulum sekolah dasar atau elementary school (karena dari Inggris, namanya juga harus Inggris eaaa:v) dan sekolah menengah atau middle school. Tujuan dari pemerintah tersebut adalah agar para pelajar di Inggris mulai mengenal tentang Computational Thinking sejak dini. Mereka ingin para pelajar di Inggris sudah bisa bisa menerapkan CT pada kehidupan sehari-hari yang membuat mereka lebih cerdas dan lebih cepat memahami teknologi yang semakin canggih dan berkembang seperti sekarang ini.
Tetapi, pada tahun yang sama suatu lembaga nonprofit dari Amerika yang bernama Code.org menyelenggarakan beberapa acara yang salah satunya adalah Hour of Code. "Hah! Apa itu?" Hour of Code ini adalah sebuah inisiasi pembelajaran komputer dan coding sedunia. Eitts, pasti beberapa dari kalian pasti berpikir kalau belajar online pasti harus bayar dulu. Nah, jangan salah guys walaupun belajar online kita bisa mengikutinya secara FREE alias GRATIS! dan uniknya, walaupun belajar coding yang mungkin kalian berpikirnya bakalan membosankan, pusing, dan ribet. Ternyata, pembelajaran ini dipastikan bakalan menyenangkan, karena Hour of Code ini menghadirkan karakter-karakter yang sudah pasti terkenal, seperti dari Star Wars, Moana, Minecraft, Frozen, dll. Hebatnya lagi, acara ini juga didukung oleh perusahaan-perusahaan besar, seperti Google, Amazon, Apple, Microsoft dan juga orang-orang terkenal, seperti Mark Zuckerberg, Bill Gates, Will.i.am, bahkan Presiden Amerika Serikat ke-44 yang tidak lain dan tidak bukan adalah Barack Obama. Dari hal ini dapat kita ketahui bahwa, Hour of Code merupakan salah satu dampak positif dari Peranan Informatika atau ICT pada pendidikan.
Sekarang, banyak negara di dunia mulai menyelenggarakan acara-acara yang berhubungan dengan ICT dan mengintregasikan Computational Thinking pada mata pembelajaran ICT. Bahkan, sekarang para pelajar di Indonesia sudah dapat merasakan CT ini pada mata pelajaran terbaru, yang sudah pasti adalah Informatika (YEEEEEY :D).
Sumber : https://code.org/learn
Kesimpulan
Sebenarnya ini bukan kesimpulan, tetapi bagian ini adalah untuk jawaban dari pertanyaan saya diatas. Yaitu, "Apakah Computational Thinking ini worth it untuk masa depan pendidikan di Indonesia?" Okay, dari yang tadi kita bahas dan saya rasakan, jawabannya adalah Iya. Mengapa? Karena menurut saya, selama ini para pelajar Indonesia hanya belajar dari buku dan mendengarkan penjelasan dari guru, tetapi dengan adanya Computational Thinking para pelajar di Indonesia mampu memecahkan suatu masalah yang pada akhirnya dapat membuat mereka berpikir secara cerdas, kreatif, dan logis. CT tidak harus selalu dengan komputer, karena seperti yang saya jelaskan tadi diatas bahwa CT dapat kita terapkan pada kehidupan sehari-hari. Dengan adanya penerapan CT ini dalam pembelajaran Informatika dan kehidupan sehari-hari, saya jamin masa depan pendidikan di Indonesia akan cerah dan semoga saja dengan adanya CT dalam mata pelajaran Informatika ini, para pelajar di Indonesia bisa menerapkan Computational Thinking ini dan dapat mengejar ketertinggalan pendidikan negara kita dengan negara yang lain.
Demikian dari pembahasan pada postingan kali ini. semoga artikel ini bermanfaat. See you guys again in the next episode. Saya Rayhan pamit undur diri, Byeeeeee.
Sebenarnya ini bukan kesimpulan, tetapi bagian ini adalah untuk jawaban dari pertanyaan saya diatas. Yaitu, "Apakah Computational Thinking ini worth it untuk masa depan pendidikan di Indonesia?" Okay, dari yang tadi kita bahas dan saya rasakan, jawabannya adalah Iya. Mengapa? Karena menurut saya, selama ini para pelajar Indonesia hanya belajar dari buku dan mendengarkan penjelasan dari guru, tetapi dengan adanya Computational Thinking para pelajar di Indonesia mampu memecahkan suatu masalah yang pada akhirnya dapat membuat mereka berpikir secara cerdas, kreatif, dan logis. CT tidak harus selalu dengan komputer, karena seperti yang saya jelaskan tadi diatas bahwa CT dapat kita terapkan pada kehidupan sehari-hari. Dengan adanya penerapan CT ini dalam pembelajaran Informatika dan kehidupan sehari-hari, saya jamin masa depan pendidikan di Indonesia akan cerah dan semoga saja dengan adanya CT dalam mata pelajaran Informatika ini, para pelajar di Indonesia bisa menerapkan Computational Thinking ini dan dapat mengejar ketertinggalan pendidikan negara kita dengan negara yang lain.
Demikian dari pembahasan pada postingan kali ini. semoga artikel ini bermanfaat. See you guys again in the next episode. Saya Rayhan pamit undur diri, Byeeeeee.
Gud ,alus pisannn..
ReplyDeleteKerennnn, semoga bermanfaat bagi semua...
ReplyDeleteSemoga CT ini bisa bermanfaat buat semua pelajar di Indonesia
ReplyDeleteWow, bermanfaat banget
ReplyDeleteMantap....nambah pengetahuan dan sangat bermanfaat👍👍
ReplyDeleteGG
ReplyDeleteKeren a
ReplyDeleteMantapp bermanfaat banget
ReplyDeleteBagus sangat bermanfaat
ReplyDeletebermanfaat sekali:D
ReplyDelete